A). CACING SUTRA
Cacing Sutra biasanya banyak terdapat di pesawahan yang masih tradisional tidak menggunakan Pupuk Kimia. Petani biasanya memberi pupuk dengan Kotoran sapi dan Jerami padi yang didapat dari hasil panen sebelumnya. Cacing sutra juga mudah didapat disungai kecil atau kali yang airnya mengalir tidak deras serta banyak endapan lumpur.
Berikut Tips untuk mendapatkan Cacing Sutra dari Alam.
1). Di Sawah atau di aliran comberan yang sumber airnya mengalir air dari sawah banyak terdapat Cacing Sutra. Biasanya pencari cacing sutra mengambil tanah yang banyak cacing sutranya, kemudian diayak dengan bantuan air sampai hanya tersisa cacing sutranya saja. Nah, agar bisa mendapatkan hasil optimal, sebaiknya saat mendapatkan cacing sutra, bawa serta tanah yang banyak mengandung cacing sutra. Bawa pulang cacing dengan tanahnya. Tempatkan pada media yang diberi sirkulator sehingga mirip aliran air comberan. Rawat cacing sutra tersebut selama 2 minggu, baru dipanen. Maka hasil yang didapat akan lebih banyak krn cacing sutra anakan juga telur cacing sutra yang belum menetas yang terbawa lumpur yang kita panen akan muncul.
2). Di aliran comberan yang banyak terdapat cacing sutra, kasih darah ayam/sapi yang sudah mengental atau ampas tahu. Masukkan ke dalam lumpur di comberan tersebut dan tutup kembali endapan lumpurnya, 2 minggu sekali kita akan bisa panen cacing sutra di lokasi tersebut lebih banyak dari biasanya.
B). CACING TANAH
Cacing tanah banyak terdapat di daerah yang tanahnya gembur, di kebun pisang yang lembab, di daerah yang banyak tanah humus yang dialiri air sungai atau kali kecil. Juga banyak terdapat didalam kotoran sapi/kerbau/kuda.
Berikut Tips untuk memancing Cacing Tanah dari alam.
1). Gali tanah sedalam 10cm di sekitar diameter 1 mtr disekeliling rumpun batang pisang. Hamparkan kotoran sapi secara merata di tanah yang digali tersebut. Cacah batang pisang dan hamparkan juga merata. Tutup kembali dengan tanah tipis-tipis. Periksa setiap 3 hari kemudian. Biasanya begitu di daerah tersebut banyak cacing, maka cacing akan berkumpul di lokasi yang kita siapkan tadi. Panen dan jadikan bibit di media yang sudah disedia untuk diternak atau langsung dijadikan pakan.
2). Kumpulkan Kotoran sapi/kerbau/kuda dan tempatkan di drum/gentong/terpal plastic yang ada disekitar rumah kita. Sirami dengan prebiotik secara teratur dan beri segenggam dedak padi setiap 3 hari. Media harus dalam keadaan selalu lembab dengan air 30%. Dalam waktu 1 bulan jika di kotoran sapi tersebut banyak telur cacing, maka sudah mulai terlihat anakan cacing dari telur cacing yang menetas disitu. Silahkan pelihara sampai dewasa selama 4 bulan.
Dalam 4 bulan cacing tanah akan cepat berkembang biak, bias menjadi 5 x lipat jumlahnya, bahkan bias sampai 15 x lipat jumlahnya kalau menggunakan bibit Cacing Tanah Lumbricus Rubellus atau Tiger. Cacing tanah yg sudah tidak produktif lagi baru berikan ke si kumis sebagai pakan. Biarkan Cacing yang masih anakan, beranjak dewasa dan berkembang biak dahulu sehingga selalu terjaga stock Cacing Tanahnya untuk Pakan Alami si Kumis.
C). CACING LAUT
Cacing Laut ini biasanya banyak terdapat di pantai yang lautnya sedang surut. Cara memancing cacing laut ini mudah dan menyenangkan.
§ Masukkan ke dalam Kantong Kain ikan busuk secukupnya.
§ Basahkan kantong kain tersebut dan peras airnya di pantai yang diperkirakan banyak cacing lautnya. Segera tempelkan kantong kain di permukaan pantai yang sudah diberi air perasan tadi.
§ Jika banyak terdapat cacing laut, biasanya cacing laut tersebut akan naik ke permukaan dan mengejar kantong kain dan menggigitnya.
§ Tarik pelan-pelan kantong kain keatas dan cacing akan terbawa. Panjangnya bisa 1 meter lebih.jangan sampai lepas karena jika lepas gigitannya, cacing langsung masuk lagi ke dalam pasir pantai.
§ Cacing Laut bisa langsung diberikan kepada Ikan sebagai Pakan Alami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar